KOTA MALANG - Sebanyak 34 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Semeru gelombang II tiba di Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (11/05/2022).
Kedatangan mereka disambut oleh Camat Pronojiwo Hindam Adri. Ia berharap mahasiswa MBKM Semeru UB gelombang II ini ada sinergi dengan gelombang I, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Baca juga:
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Ladunni
|
“MBKM Semeru II ini memang kami tunggu, karena kami punya rencana untuk melanjutkan gelombang I. Ada beberapa program yang harus sinergi, dan kebetulan yang kemarin belum tuntas, seperti pengembangan perekonomian di Sidomulyo. Tapi sudah ada gelombang II, dan kebetulan nyambung dengan program gelombang I, ” ujar Hindam.
Hindam berharap sinergitas ini nantinya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai dari pemutakhiran data hingga penguatan kegiatan sosial dan ekonomi.
Sementara itu, Koordinator MBKM Semeru Dr. Sujarwo, S.P., M.P optimis program ini akan bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.
“Adik-adik akan membawa misi untuk bagaimana merdeka belajar bermanfaat bagi mereka, juga bermanfaat bagi masyarakat Pronojiwo, yang harapannya bersinergi dengan agenda seperti yang dikehendaki pak Camat, ” ucap Sujarwo.
Para mahasiswa akan menjalankan tugas selama tiga bulan sejak 11 Mei 2022. Sebagaimana pada gelombang pertama, Mereka akan dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai tema dan dibimbing oleh dosen yang berkompetensi dalam tema itu.
“Tentunya ini sesuatu yang berbeda dengan yang ada di text book perkuliahan. Dengan belajar berinteraksi langsung dengan masyarakat, melihat tantangan permasalahan yang riil, maka soft skill mereka juga akan terasah, sehingga dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi, ” kata Sujarwo.
Ditemui Prasetya Online, mahasiswa peserta asal FIA Anaja Apta mengaku baru pertama kali mengikuti program MBKM. Ia memilih tema economic recovery bagi masyarakat Pronojiwo dan ingin mendapat pengalaman dan bisa praktek di masyarakat.
Sedangkan Hidayatul Kurnia peserta asal FP merasa penasaran dengan program ini. Ia tertarik melanjutkan program pemetaan yang dikembangkan peserta gelombang I. (KG/Irene)