SURABAYA – Ksatria Airlangga menapakkan kaki di bumi Lombok Tengah pada Kamis (21/7/2022). Perjalanan ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) oleh para dosen Universitas Airlangga (UNAIR).
Pengmas tersebut menyasar Desa Aik Berik yang memiliki segudang potensi ekowisata untuk dikembangkan. Beberapa potensi wisata tersebut seperti spot pemandangan air terjun hingga wisata kuliner.
Ketua tim pengmas Dr Hijrah Saputra ST MSc dari Sekolah Pascasarjana (SPS) menyebut bahwa UNAIR ingin menerapkan paradigma baru pengabdian masyarakat yang bersifat komprehensif.
“Kami ingin memecahkan masalah di segala bidang. Sosial, ekonomi, hukum, kesehatan, budaya, pendidikan, pertanian, ketahanan pangan, maritim, energi baru dan terbarukan, lingkungan dan lainnya, ” jelasnya.
Program pengmas pun berusaha sejalan dengan program pemerintah untuk percepatan perekonomian desa. UNAIR mendorong penguatan dari sisi aplikasi sains dan teknologi, model kebijakan, serta rekayasa sosial berbasis riset.
“Perkembangan sosial ekonomi desa akan lebih cepat dengan dibangunnya infrastruktur dan terbukanya akses, ” imbuh Dr Hijrah.
Baca juga:
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Ladunni
|
Pengmas UNAIR Berdayakan Potensi Wisata Desa Aik Berik di NTB.
Ia meyakini sentuhan dari perguruan tinggi berupa hilirisasi hasil riset multidisiplin akan mendorong akselerasi kualitas dan kuantitas kemajuan di segala bidang. Tentunya tanpa meninggalkan nilai unggul dan ciri khas daerah. Harapannya, wilayah binaan UNAIR yang memiliki keunggulan tertentu sebagai icon dan penggerak utama pembangunan desa sekaligus model sains-techno and tourism park.
UNAIR pun turut berupaya mendorong aspek kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), regulasi, branding, hingga kapasitas sumber daya manusia. Sehingga secara umum permasalahan prioritas Desa Aik Berik menyangkut tiga aspek yaitu penyiapan SDM, penyediaan utilitas, serta fasilitasi sarana promosi Desa Wisata.
Tim pengmas UNAIR juga diisi oleh Mhd. Zamal Nasution SSi MSc PhD dari SPS UNAIR, Dr Ni Made Sukartini SE MSi MIDEC dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Mochamad Reizza Al Ariyah SSos MSosio dari Vokasi. Mereka menjadi bagian dari tim pengmas dan penelitian kolaborasi yang melibatkan UNAIR, UGM, UNNES, dan BMKG Yogyakarta.
Kegiatan yang berakhir Senin (25/7/2022) itu sendiri diisi dengan pengmas serta pengambilan data mikroseismik. Keseluruhan program tersebut menjadi upaya untuk membentuk Desa Aik Berik menjadi desa wisata tangguh bencana (Deswita).
Pengmas UNAIR Berdayakan Potensi Wisata Desa Aik Berik di NTB
Penulis: Hijrah Saputra/ Intang Arifia
Editor: Feri Fenoria